kamu ingat ketika pertama kali kita berantem? ketika pertama kali kamu sebal setengah hidup padaku? Ketika kamu bilang, aku terlalu banyak curhat padamu? Dan aku minta maaf waktu itu. Itu yang kamu tahu. Tapi setelah itu, aku berjanji pada diriku sendiri untuk mengurangi curhatku.
Lalu kita janjian ketemu. Dan ternyata sesuatu terjadi, dan aku ga bisa. Aku benar-benar minta maaf waktu itu. Karena aku merasa benar-benar bersalah. dan tidak sedetikpun aku menuntutmu untuk memahami posisiku. Karena ada begitu banyak 'seharusnya' yang sampai sekarangpun, masih kusesali. Dan terutama karena aku tak cukup punya keberanian untuk bercerita pada teman-temanku yang straight, bahwa aku seperti ini. Karena sampai kapanpun, aku tak akan bisa menggabungkan teman-temanku yang straight dan yang PLU..
Kemudian kamu menghilang. Entah untuk berapa lama, aku tak tahu. Tapi setelah itu, semuanya berjalan seperti biasa. Aku merasa kita semakin akrab. Aku merasa menemukan seorang A'a yang lama hilang. Yang barangkali memang selalu ada di sana. Kata orang, di blogmu bahkan, memaafkan tidak sama dengan melupakan. Tetapi aku begitu percaya waktu itu, semua yang berlalu memang telah berlalu...
Tapi kemudian aku melakukannya lagi. Aku sakit, karena terlalu capai di Singapore. Andai kamu tahu apa yang terjadi di sana. Tapi aku meminta maaf, meskipun aku mengatakan di blogku kalau aku tak merasa bersalah. Aku minta maaf memang bukan karena merasa bersalah, tetapi lebih karena telah membuatmu merasakan apapun yang kamu rasakan... Entah itu galau, entah itu kesal, entah itu rasa sepi. Entahlah. Aku ingin bertanya, tetapi aku merasa keberadaanku malah membuat hidupmu ruwet. Membuatmu tambah tak bahagia.
Aku tak pernah menyalahkanmu. Sampai sekarangpun. Aku berusaha memaklumimu, dan menyimpan rasa kehilangan itu, lalu menggantinya dengan sebentuk rasa kecewa. Kamu ingat ketika pertama kali aku bilang kecewa padamu? Kamu malah mengusirku, dan mengatakan bagaimana dirimu tak pantas menjadi seorang A'a bagiku.
Ah, kamu tahu, sakit sekali rasanya mendengarmu mengucapkan kata-kata itu. dengan begitu mudahnya. Tapi sekali lagi, aku tak bisa menggugat. Tak bisa juga menuntut. Kamu adalah kamu, dan aku bukan siapa-siapa. Dan barangkali memang tak akan pernah menjadi siapa-siapa. Sehingga dengan mudahnya Engkau bisa mengatakan sesuatu seperti 'buang saja ke laut..'
Dan barangkali inilah saatnya untuk belajar melepaskan. Seperti hujan yang tak tergenggam, seperti pelangi yang indah dalam sesaat-nya.
Terima kasih.
Maafkan aku.
Sampai ketemu lagi di suatu ketika.
Karena kamu tahu, aku masih akan di sini.
2 punches:
Ya ampunnnn....masih dibahas aja??
Waktu gw baca judulnya, sempat terlintas klo loe mau bunuh diri loh....*lebay nya daku* soalnya takutnya yang kamu maksud itu
Sampai ketemu lagi di kehidupan yang berikutnya
dooh, pengen tahu ngomongin siapa sih??? kayaknya okeh banget tuh orang. Hihihihihihihi
Post a Comment